Peristiwa Bandung Lautan Api adalah salah satu peristiwa bersejarah yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23-25 Maret 1946. Berikut adalah latar belakang yang memicu terjadinya peristiwa tersebut:
Kedatangan Pasukan Sekutu dan NICA: Setelah Jepang menyerah pada Agustus 1945, pasukan Sekutu yang diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) datang ke Indonesia dengan dalih membebaskan tawanan perang dan menjaga ketertiban.
Ultimatum Sekutu: Pasukan Sekutu memberikan ultimatum kepada pihak Indonesia untuk meninggalkan wilayah Bandung Selatan. Ultimatum ini dianggap sebagai penghinaan dan ancaman bagi kedaulatan Indonesia.
Semangat Juang Rakyat Bandung: Rakyat Bandung merasa marah dan tidak terima dengan ultimatum tersebut. Mereka bertekad untuk mempertahankan kota mereka dan tidak ingin jatuh ke tangan Belanda.
Strategi "Bumi Hangus": Untuk mencegah kota Bandung jatuh ke tangan musuh dan digunakan sebagai basis militer, para pejuang Indonesia memutuskan untuk menerapkan strategi "bumi hangus". Mereka membakar bangunan-bangunan penting dan fasilitas umum di kota Bandung.
Alasan Utama Terjadinya Bandung Lautan Api:
Perlawanan terhadap Kolonialisme: Peristiwa ini merupakan bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap upaya Belanda untuk kembali menjajah Indonesia.
Semangat Nasionalisme: Rakyat Bandung menunjukkan semangat nasionalisme yang tinggi dalam mempertahankan kemerdekaan.
Strategi Militer: Strategi "bumi hangus" dianggap sebagai langkah yang tepat untuk mencegah musuh memanfaatkan kota Bandung.
Dampak Peristiwa Bandung Lautan Api:
Kerugian Materil: Kota Bandung mengalami kerusakan yang sangat parah akibat kebakaran.
Korban Jiwa: Banyak warga sipil yang menjadi korban dalam peristiwa ini.
Semangat Juang Meningkat: Peristiwa ini semakin membakar semangat juang rakyat Indonesia untuk terus memperjuangkan kemerdekaan.
Beberapa tokoh-tokoh penting. Beberapa di antaranya adalah:
Kolonel Abdul Haris Nasution: Sebagai komandan Divisi III Tentara Republik Indonesia (TRI), beliau memiliki peran sentral dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi "bumi hangus" di Bandung.
Mohammad Toha: Seorang pemuda pejuang yang gugur saat berusaha menghancurkan gudang amunisi Belanda di Bandung. Tindakannya ini menjadi simbol pengorbanan para pemuda dalam mempertahankan kota.
Sutan Syahrir: Sebagai Perdana Menteri Indonesia saat itu, beliau terlibat dalam pengambilan keputusan strategis terkait dengan Bandung, termasuk keputusan untuk menerapkan strategi "bumi hangus".
Atje Bastaman: Seorang wartawan yang menyaksikan langsung peristiwa Bandung Lautan Api dari kejauhan dan kemudian mengabadikan peristiwa tersebut dalam tulisannya.
Mayor Rukana: Komandan Polisi Militer Bandung yang turut menyusun rencana pembakaran Bandung Selatan.
Ismail Marzuki: Pencipta lagu "Indonesia Raya", yang juga menciptakan lagu "Bandung" sebagai bentuk penghormatan kepada kota Bandung yang telah menjadi saksi bisu perjuangan bangsa.